GAYA KEPEMIMPINAN RASULULLAH SAW

Malam ini merupakan malam yang spesial. Sebuah kajian yang sangat spesial di Pondok Pesantren Darul Madinah Madiun. Salah satu ayat yang dikaji malam ini adalah Surat An-Nisa' ayat 59 yakni ayat tentang ketataan kepada Allah SWT, Rasulullah SAW dan ulil amri. 

Tafsir yang dijelaskan oleh ust Hefni Syarif merupakan Tafsir yang sangat sering dikaji dan diulas, lebih-lebih ketika menjelang pilpres atau pilkada. 

Asbabun nuzul ayat ini adalah suatu ketika pimpinan sebuah pasukan yang dikirim oleh Baginda Rasulullah SAW menyuruh pasukan untuk mengumpulkan kayu bakar dan membakarnya. Dan untuk menguji ketaatan pasukannya, maka sang pimpinan menyuruh pasukannya untuk masuk ke dalam kobaran api tersebut. Namun para pasukan enggan melaksanakannya karena perintah ini ada kejanggalan. Hingga akhirnya para pasukan konsultasi dulu kepada nabi Muhammad SAW. 

Maka tatkala mereka sampai kepada Nabi Muhammad SAW, rasul pun memberikan jawaban yang bijak. Bijaksananya adalah beliau tidak merendahkan pemimpin pasukan yang telah memberi perintah tersebut. Dan beliau pun menjelaskan tentang prinsip-prinsip ketaatan dalam Islam. 

Inti ayat
Ketaatan mutlak hanya kepada Allah SWT. Ketaatan mutlak juga kepada Rasulullah SAW apalagi dilandasi oleh hadits mutawatir. 

Sedangkan ketaatan kepada ulil amri harus dilaksanakan selama tidak ada mudhorat di dalam perintah tersebut dan tidak bertentangan dengan perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW. 

إنما الطاعة في العروف
Sesungguhnya ketaatan hanyalah dalam hal kebaikan. 

السمع والطاعة فيما أحب وكره ما لم يؤمر بمعصية. فإذا أمر بمعصية فلا سمع والطاعة

Wajib mendengar dan taat kepada pemimpin baik dalam hal yang disukai maupun yang dibenci selama bukan dalam hal maksiat. Jika diperintah untuk bermaksiat maka tidak wajib mendengar dan taat. 

Penulis : admin

0 Komentar