Kalau pertanyaan ini ditanyakan kepada santri, maka mereka bahagia dan senang sekali dengan datangnya bulan ramadhan karena banyak kue dan minuman gratis.
Kalau pertanyaan ini diajukan ke PNS maka mereka bahagia karena di bulan ramadhan THR atau gaji ke - 13 akan cair.
Dari dua jawaban di atas. Dimanakah posisi kita? Apakah kita bahagia menyambut ramadhan karena makanan atau kita bahagia menyambut ramadhan karena gaji? Tentu saja kita bukan di antara keduanya.
Berarti harus ada yang berbeda antara kita dengan anak-anak yg bahagia dg datangnya ramadhan karena banyak makanan.
Apa yang membuat kita harus bahagia dg ramadhan? Di sinilah kita harus banyak merenung. Jika tidak menemukan hal-hal besar dalam ramadhan, maka ramadhan akan biasa-biasa saja.
Yang paling pokok adalah harus tahu dan paham siapa diri kita. Dengan mengetahui kondisi diri kita, maka ini adalah langkah awal sebagai persiapan. Sebagai contoh kita masih memiliki sifat pelit. Maka kita harus mengetahui kebalikan dari pelit dan apa keuntungannya menjadi orang yang dermawan. Dan kita bisa menjabarkannya pada aspek-aspek lainnya.
Hindarilah selama ramadhan hal-hal sebagai berikut
1. Minta maaf dari awal sampai akhir. Karena memang tidak ada persiapan khusus untuk menjalaninya.
2. Kembali ke kebiasaan semula. Hal ini juga karena tidak adanya persiapan yang baik.
Target ramadhan
1. Menjadi pribadi yang mulia
Apa keuntungannya menjadi mulia? Hakikinya manusia senang dimuliakan, dihormati, dan diorangkan bahkan dilayani. Tapi bukan mulia dengan kriteria seperti ini atau kriteria duniawi. Maka mulia seperti apa yg kita inginkan?
2. Meraih berkah
Apa itu barokah? Bagaimana cara kita mendapatkan berkah? Ada beberapa hal yg bisa kita lakukan untuk mencapai berkah, di antaranya
1. Membaca al Qur'an
2. Membaca secara tartil. Baca sambil merenungkan bacaan dan maknanya.
3. Tadabbur al Qur'an
0 Komentar