SAMBUTAN PEMBINA DALAM GELAR WISUDA SANTRI DARUL MADINAH MADIUN

Tepat jam 08.00 ketua panitia memberikan kode instruksi kepada pembawa acara atau MC untuk membuka dan memulai rangkaian acara wisuda santri Pesantren Putri Darul Madinah Madiun. Rangkaian acara demi acara pun dibaca satu persatu dan acara pun berjalan dengan penuh khidmat. 

Salah satu rangkaian acara wisuda pesantren putri Darul Madinah Madiun adalah sambutan. Sambutan kali ini disampaikan oleh al Ustadz Muhammad Juweini selaku pembina Yayasan Darul Madinah Madiun. 

Dalam sambutannya beliau menyampaikan ucapan Terima kasih kepada semua pihak baik para wali santri, tamu undangan dan khususnya masyarakat Kwangsen yang sudah menerima dengan baik keberadaan dan kehadiran Pesantren Darul Madinah di tengah-tengah masyarakat Kwangsen. 

Dukungan masyarakat Kwangsen sangat berarti bagi eksistensi dan keberlanjutan Pesantren Darul Madinah Madiun ke depannya dimana beliau berharap Pesantren ini dapat berkontribusi dan bersinergi untuk kemajuan desa Kwangsen dan Madiun pada umumnya. 

Pada kesempatan ini pula beliau mengisahkan pengalaman beliau dalam memondokkan putra dan putri beliau dimana beliau dikaruniai 5 orang putra dan putri yang semuanya mondok di Hidayatullah. 

Salah satu pengalaman beliau dalam memondokkan putra beliau adalah tatkala putra beliau mogok mondok dan ingin keluar dan berhenti mondok apapun alasannya. Setelah melalui sebuah proses panjang mulai dijemput dan dimintakan ijin kepada pengasuhnya, akhirnya putra beliau dibawa pulang. 

Selama di rumah beliau tidak henti-hentinya terus menasehati putranya bahwa dimanapun mondok atau hidup pasti ada masalah. Nasehat beliau kepada putranya agar jangan lari dari masalah tapi harus gentle dan bertanggung jawab atas masalah yang dihadapi. 

Dan salah satu karunia yang beliau rasakan adalah semua putra beliau selalu diberi jalan untuk proses pendidikannya dimana mereka mendapatkan beasiswa ketika lanjut study. 

Pengalaman berikutnya ketika putra beliau minta ijin pulang dari pondoknya di Surabaya. Pengasuh pun memberi ijin dua hari. Namun ternyata putra beliau molor dan balik pondok setelah nambah satu hari. Maka pengasuh pondok memberikan sanksi kepada putra beliau yakni membuang sampah dari pondok ke TPS Keputih Surabaya selama 3 bulan. Hingga salah seorang santri menawarkan agar tugas tersebut dilaksanakan bergantian. Namun dengan penuh rasa tanggungjawab putra beliau berkata "jangan! Ini adalah kesalahan saya. Dan saya harus bertanggung jawab atas kesalahan saya".

Maka beliau pun berpesan kepada para wali santri bahwa keikhlasan dan keridhoan orangtua atas aturan dan sistem yang ditetapkan di pondok adalah modal utama keberkahan ilmu. Tanpa keikhlasan dan ketaatan penuh kepada pondok, maka keberkahan tersebut akan sulit diperoleh. 

Tugas untuk melahirkan generasi tangguh, mandiri dan bertanggung jawab adalah tugas kita semua. Tugas orangtua, tugas guru, tugas pengasuh dan tugas semua kita. Bersinergi adalah salah satu upaya untuk mencapai sukses dalam proses pendidikan. 

Semoga bermanfaat. Aamiin

0 Komentar